mungkin belum begitu banyak orang mengetahui sejarah musik campursari yang saat ini banyak disukai oleh para penggemarnya baik dari kawula muda ataupun orang tua,musik campursari asal muasalnya yang memperkenalkan adalah dalang kondang dari kota semarang yaitu Ki Narto sabdo,akan tetapi campursari yang waktu itu musiknya masih menggunakan gamelan jawa cuma lagu yang dinyanyikan irama atau gending yang nadanya dibikin dangdut ataupun lagu yang dinyanyikan bukan tembang-tembang yang berirama mocopat ataupun berjenis langgam.
pada perkembanganya musik campursari semakin kedepan semakin modern dengan memasukan unsur alat musik modern seperti organ, guitar,bas dan lain sebagainya. Banyak kita ketahui pendobrak musik campur sari seperti sekarang ini yaitu Manthous, bersama grupnya CSGK(campursari gunung kidul) memberikan warna tersendiri terhadap perkembangan musik campursari seperti saat ini. musik campursari adalah murni musik jawa yang telah menjadi musik nasional dan banyak digemari semua golongan dan lapisan masyarakat.
Dahulu ketika Almarhum Bapak saya masih Gesang, setiap pagi alunan suara dari pakdhe manthous selalu terdengar ” Umpomo Sliramu Sekar Melati….Aku kumbang Nyidam sari”, atau “Yen Ing Tawang Ono lintang…cah ayu.., aku ngenteni tekamu..”. apa yang setiap hari saya dengar, baik itu Musik Campur sari, langgam bahkan keroncong sekalipun tidak membuat saya benci dengan lagu yang menurut sebagian teman kala itu, “lagune wong tu0″. sebaliknya semakin mencintai lagu-lagu tersebut.
Besar dengan lingkungan yang Bapak seorang pemain Ketoprak, juga penyanyi keroncong membuat saya terbiasa dengan musik yang katanya kuno. Kuno tapi agawe ati ayem, itu pemikiran saya. Alm. Ki Narto Sabdho, pakde manthous menjadi bangga, ketika musik yang diciptakan menjadi semakin maju, bukan saja di tanah Jawa, bahkan samapi ke Negara Suriname.
pada perkembanganya musik campursari semakin kedepan semakin modern dengan memasukan unsur alat musik modern seperti organ, guitar,bas dan lain sebagainya. Banyak kita ketahui pendobrak musik campur sari seperti sekarang ini yaitu Manthous, bersama grupnya CSGK(campursari gunung kidul) memberikan warna tersendiri terhadap perkembangan musik campursari seperti saat ini. musik campursari adalah murni musik jawa yang telah menjadi musik nasional dan banyak digemari semua golongan dan lapisan masyarakat.
Dahulu ketika Almarhum Bapak saya masih Gesang, setiap pagi alunan suara dari pakdhe manthous selalu terdengar ” Umpomo Sliramu Sekar Melati….Aku kumbang Nyidam sari”, atau “Yen Ing Tawang Ono lintang…cah ayu.., aku ngenteni tekamu..”. apa yang setiap hari saya dengar, baik itu Musik Campur sari, langgam bahkan keroncong sekalipun tidak membuat saya benci dengan lagu yang menurut sebagian teman kala itu, “lagune wong tu0″. sebaliknya semakin mencintai lagu-lagu tersebut.
Besar dengan lingkungan yang Bapak seorang pemain Ketoprak, juga penyanyi keroncong membuat saya terbiasa dengan musik yang katanya kuno. Kuno tapi agawe ati ayem, itu pemikiran saya. Alm. Ki Narto Sabdho, pakde manthous menjadi bangga, ketika musik yang diciptakan menjadi semakin maju, bukan saja di tanah Jawa, bahkan samapi ke Negara Suriname.